Teknik Pemijahan Udang Vaname
Teknik Pemijahan Udang Vaname – Dalam dunia perikanan khususnya pada bagian budidaya, udang Vaname kini menjadi salah satu komoditi ekspor impor terbesar dalam membantu perekonomian negara dan juga masyarakat khususnya petani tambak. Untuk melakukan pembudidayaan udang vaname juga harus memperhatikan segala aspek penting sebelum menjalankan pembudidayaan tersebut. Dalam hal budidaya juga terdiri dari 2 jenis yakni Pembenihan serta Pembesaran. Khusus pada pembenihan, tentunya merupakan hal yang penting sebelum di lanjutkan pada pembesaran, yang mana pembenihan haruslah betul-betul memperhatikan kondisi anakan biota yang akan di budidaya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik selama proses pembesaran. Berikut ini kita akan merangkum penjelasan mengenai teknik pemijahan yang baik dari Udang Vaname untuk para pembudidaya.
Teknik Pemijahan Udang Vaname Terlihat Dari Cirinya
Sebelum kita mulai melakukan pemijahan pada Udang vaname, kita terlebih dahulu mengetahui apa yang di maksud dari pemijahan tersebut. Pada dasarnya pemijahan udang vaname merupakan suatu proses perkawinan antara induk udang jantan dan betina yang mana menghasilkan telur serta sperma secara eksternal. Biasanya pemijahan udang vaname dilakukan di Hatchery ataupun di berbagai lokasi pembenihan udang lainnya. Selama proses pemijahan berlangsung, kita juga perlu memperhatikan berbagai tahapan yang akan dilakukan, dimulai dari penyeleksian induk udang vaname, pemeliharaan indukan, proses pemijahan, penetasan telur hingga perawatan larva. Selain itu, ada beberapa faktor teknis dan non-teknis yang harus diperhatikan dalam proses pembenihan udang vaname, seperti halnya sumber air, lingkungan sekitar, sarana dan prasarana, serta berbagai syarat non-teknis yang lainnya.
Adapun Udang Vaname yang bernama latin Litopenaeus Vannamei ini merupakan jenis udang yang sering dibudidayakan karena memiliki harga jual yang begitu tinggi serta memiliki siklus pemeliharaan yang praktis dan cepat. Pada umumnya udang vaname memiliki warna seperti putih transparan, oleh karena itulah udang ini juga biasanya disebut dengan udang putih. Adapun ciri-ciri lainnya yang menonjol dari udang vaname antara lain.
- Udang vaname yang sehat tentunya bergerak dan berenang dengan lincah dan begitu aktif, bergerak melawan arus dan sangat peka terhadap suatu rangsangan. Jika udang tersebut hanya mengikuti arus atau hanya berdiam pada satu titik saja, maka udang tersebut dikatakan tidak sehat.
- Selain itu udang vaname yang sehat memiliki kulit warna yang begitu cerah dan bersih. Jika udang terlihat berwarna putih pucat atau kekuningan maka dapat dipastikan bahwa udang tersebut tidaklah sehat.
- Adapun organ tubuh udang vaname yang sehat yakni tidak memiliki kecacatan sama sekali. Setiap organ tubuh terlihat lengkap mulai dari ujung antena hingga pangkal ekor. Sedangkan udang yang tidak sehat biasanya memiiki beberapa kecacatan pada bagian kaki renang dan kaki jalannya.
- Udang vaname yang sehat juga memiliki usus yang penuh dengan makanan, yang mana hal tersebut ditandai bahwa nafsu makan udang baik-baik saja. Jika pada bagian usus tidak terlihat apa-apa atau kosong, maka dapat dipastikan bahwa udang sedang tidak baik-baik saja karena nafsu makannya yang menurun.
Sama halnya jika kita ingin memilih indukan udang vaname yang baik dan siap untuk dipijahkan, sebaiknya agar memperhatikan kondisi indukan terlebih dahulu yang telah tercatat seperti di atas. Hal ini juga sangat penting karena indukan yang cacat ataupun terkena penyakit dapat mempengaruhi kualitas benur yang akan dihasilkan nantinya. Setelah memperhatikan kualitas dari kondisi udang, selanjutnya kita memperhatikan tingkat kematangan gonad pada indukan yang telah siap untuk dipijahkan. Adapun ciri-ciri dari indukan udang vaname yang telah matang gonad antara lain sebagai berikut.
- Indukan udang vaname yang telah matang gonad memiliki warna yang cenderung lebih cerah dan terlihat lebih segar dari indukan yang lainnya. Warna tersebut memang terlihat jelas berbeda dari warna indukan yang belum matang gonad.
- Untuk ukuran indukan udang vaname yang telah matang gonad, pada umumnya memiliki tubuh yang terlihat lebih besar dari ukuran tubuh indukan yang belum matang gonad.
- Pada bagian bentuknya, udang vaname yang telah matang gonad biasanya memiliki tubuh yang begitu bulat dan terlihat penuh dibandingkan dengan indukan yang belum matang gonad.
- Pada bagian punggung indukan udang vaname yang telah matang gonad biasanya terlihat lebih tebal dan berwarna oranye kekuningan.
Itulah beberapa ciri dari indukan udang vaname yang sangat perlu diperhatikan sebelum memulai proses pemijahan, yang mana dengan indukan yang baik tentu akan menghasilkan benur yang sehat dan dapat bertumbuh dengan baik. Menurut infonya, saat ini harga bibit yang berasal dari indukan yang sehat diperjual belikan dengan harga Rp.500 hingga Rp.800 per ekornya.
Teknik Pemijahan Udang Vaname Dengan Cara Ablasi
Teknik pemijahan udang vaname pada umumnya di lakukan dengan cara ablasi, yang mana teknik ini dilakukan dengan mengorbankan indukan jantan untuk pembuahan pada indukan betina. Dalam proses pemijahan teknik ablasi ini, tentunya memiliki tahapan yang juga perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.
1. Persiapan Bak
Petama-tama kita perlu menyiapkan bak yang akan digunakan sebagai wadah tempat pemeliharaan serta penetasan telur dari indukan betina nantinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membersihkan setiap permukaan kolam dengan deterjen dan scoring pad agar wadah pemijahan tersebut dapat steril sebelum kemudian dikeringkan. Hal ini juga bertujuan untuk menghilangkan bakteri patogen yang ada dalam wadah budidaya.
2. Persiapan Air
Dalam proses persiapan air yang akan digunakan yakni dengan menggunakan air laut yang mana proses pengambilannya dapat dibantu dengan alat pompa air. Disarankan agar mengambil air laut yang jauh dari pesisir dan memiliki kedalaman yang cukup agar mendapatkan kualitas air yang jernih dan tidak begitu terkontaminasi. Setelah air tersebut ditampung kemudian disterilisasikan dengan menggunakan kaporit sebanyak 16 – 17 ppm selama 8 jam yang selanjutnya dialirkan melalui pompa menuju bak sandfilter yang berakhir ke bak pemijahan.
3. Persiapan Induk Udang Dan Ablasi
Setelah persiapan wadah selesai, selanjutnya kita masuk ke tahap persiapan induk jantan dan betina yang matang gonad dan dalam kondisi sehat. Indukan yang telah matang gonad yang perlu dipersiapkan baiknya berjumlah 1:1 yang mana 1 indukan jantan dan 1 indukan betina. Adapun proses pemijahan dapat dilakukan dengan cara ablasi mata, yang mana teknik ini dilakukan dengan cara pemotongan tangkai mata sebelah kanan pada indukan betina untuk menghilangkan organ X yang dapat menghambat proses pematangan gonad. Hal tersebut juga bertujuan agar organ Y yang berfungsi sebagai penghasil hormon bisa merangsang perkembangan ovarium yang berada di bagian kepala agar proses matang gonad dapat cepat terjadi.
Perlu diperhatikan bahwa indukan yang digunakan dalam proses pematangan gonad harus menggunakan indukan yang telah melewati masa moulting atau pergantian kulit. Proses ablasi mata ini sebaiknya juga dilakukan pada pagi hari dengan mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan seperti seser, kelambu panen, gunting, pinset, larutan iodine, dan juga hi cook. Adapun cara melakukannya yakni dengan membakar bagian ujung gunting hingga membara agar dapat membunuh bakteri pada gunting. Setelah itu tangkai mata pada induk udang tersebut diikat menggunakan karet lalu kemudian dipotong pada tangkai matanya. Setelah tangkai mata tersebut terlepas, kemudian diberi larutan iodine sebanyak 1 tetes agar mencegah terjadinya infeksi pada tangkai mata tersebut.
Setelah proses indukan tadi mengeluarkan telur-telurnya yang siap dibuahi, telur-telur tesebut kemudian dicampurkan dengan sperma indukan jantan yang telah menempel pada telikum. Induk betina yang telah terbuahi kemudian dimasukkan ke dalam bak spawning atau wadah pemijahan yang memiliki suhu sekitar 30 hingga 31 derajat celcius dan diberi aerasi untuk oksigennya. Telur-telur tersebut akan selesai dibuahi pada waktu malam hari yang mana selanjutnya telur -telur tersebut akan menetas dalam kurun waktu 10 hingga 12 jam lamanya.
Dan demikianlah pembahasan kita mengenai teknik pemijahan yang dapat dilakukan pada udang vaname dengan memperhatikan berbagai ciri khas indukan yang baik dan matang gonad. Serta tak lupa juga kita membahas teknik pemijahan secara ablasi yang dilakukan pada proses pemijahan tersebut.